Rabu, 03 September 2008

tanpa kerja aku bisa kaya



Wahai para sobat blogger sekalian inilah program yang mengubah jalan hidupku saat ini, dengan perogram ini aku bisa menghasilkan uang 5-7 juta/bulan tanpa kerja. hanya duduk saja didepan internet.. benar2 luar biasa.. sekarang apa yang aku inginkan dapat terkabul aku bisa keluarnegeri dan membeli apa saja yang aku inginkan
jika kalian mau merubah nasib seperti aku, maka ikutlah program diatas, hidup kalian akan berubah drastis....

Sabtu, 30 Agustus 2008

Catatanku : Ibuku Buta Sebelah Mata

ibuku tercinta

Hari ini dapat kiriman dari teman, sebuah kisah yang cukup membuat bulu kuduk saya merinding. Kisah yang sangat menyeramkan yaitu mengenai seorang anak yang saya anggap amat sangat durhaka kepada ibunya.

Semoga ini semua hanya sebuah kisah saja, dan apabila ini adalah sebuah kisah yang mungkin nyata, semoga saja anda bukan termasuk orang yang ada dalam kisah ini. Selamat membaca dan semoga dapat mengambil pelajaran darinya.

Ibuku hanya punya satu mata, aku benci dia… dia begitu memalukanku. Dia memasak untuk murid dan guru guna mencukupi kebutuhan keluargaku. Suatu hari saat aku di sekolah dasar, ibu mendatangiku dan mengucap salam padaku, aku begitu malu saat itu, bagaimana dia bisa melakukan itu padaku di depan teman-temanku?! Aku abaikan dia dan melemparkan pandangan benci padanya sambil berlari. Esok harinya, salah seorang teman kelasku mengejekku dengan mengatakan ” Eeee, ibumu hanya punya satu mata…! ” Aku malu sekali dan ingin mati rasanya, aku juga ingin ibuku pergi dari kehidupanku. Aku bertengkar hebat dengan ibuku dan kukatakan padanya kalau ibu hanya jadi sumber bahan tertawaaan teman-temanku, mengapa ibu tak mati sa ! Ibu tak menjawab … !!!

Aku sama sekali tak mau berpikir tentang apa yang kukatakan , karena aku sangat marah padanya, aku tak perdulikan apapun perasaan dia, aku ingin keluar dari rumah itu … !! jadi aku belajar dengan keras agar aku mendapat kesempatan belajar di luar negeri, kemudian aku menikah, ku beli rumah. Aku punya anak dan aku hidup bahagia.

Suatu waktu ibu mengunjungiku. Dia bertahun-tahun tak melihatku dan bahkan belum pernah bertemu cucu-cucunya. Ketika ibu berdiri di depan pintu, anak-anakku mentertawakannya. Aku berteriak padanya ” Betapa beraninya kamu datang kerumahku, dan menakut-nakuti anakku. PERGI DARI SINI SEKARANG !! ” Ibuku menjawab perlahan ” Maaf… saya salah alamat “. Dan diapun pergi.

Suatu waktu, ada undangan reuni di kirimkan ke rumahku, jadi aku berbohong pada istriku, ku katakan bahwa aku ada tugas ke luar kota. Usai reuni, aku mampir kekampungku untuk sekedar rasa ingin tahu. Salah seorang tetanggaku mengatakan bahwa ibuku telah meninggal dunia. Aku tak terharu atau meneteskan air mata … ! Tetanggaku itu menyerahkan sepucuk surat dari ibu untukku.

Anakku tersayang, aku memikirkanmu setiap waktu. Maafkan aku datang ke rumahmu dan membuat takut anak-anakmu. Aku sanga gembira ketika ku dengar kau akan datang ke reuni, tapi sayangnya aku tak bisa bangkit dari tempat tidur untuk melihatmu. Maafkan aku yang membuat malu saat kita masih bersama. Ketahuilah anakku…. ketika kau masih kecil, kau mengalami kecelakaan yang membuatmu kehilangan matamu. sebagai ibu, aku tak bisa berdiam diri membiarkanmu tumbuh dengan satu mata saja, jadi aku berikan satu mataku padamu. Aku sangat bangga pada anakku yang telah memperlihatkanku dunia baru untukku di tempatku, dengan mata itu.Bersama Cintaku …. Ibumu ….

Rabu, 27 Agustus 2008

Jin Sebahagian Tentera Nabi Sulaiman A.S

Sulaiman bin Daud adalah satu-satunya Nabi yang memperoleh keistimewaan dari Allah SWT sehingga boleh memahami bahasa binatang. Dia boleh bicara dengan burung Hud Hud dan juga boleh memahami bahasa semut. Dalam Al-Quran surah An Naml, ayat 18-26 adalah contoh dari sebahagian ayat yang menceritakan akan keistimewaan Nabi yang sangat kaya raya ini.

Firman Allah,

Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, “hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya (semua) ini benar-benar suatu kurnia yang nyata.

Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tenteranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib (dalam barisan) sehingga apabila mereka sampai di lembah semut berkatalah seekor semut, “hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan tenteranya, sedangkan mereka tidak menyedari.”

Maka Nabi Sulaiman tersenyum dengan tertawa kerana mendengar perkataan semut itu. Katanya,
Ya Rabbi, limpahkan kepadaku kurnia untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku; kurniakan padaku hingga boleh mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai; dan masukkan aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hambaMu yang soleh.”
(An-Naml: 16-19)

Menurut sejumlah riwayat, pernah suatu hari Nabi Sulaiman as bertanya kepada seekor semut, “Wahai semut! Berapa banyak engkau perolehi rezeki dari Allah dalam waktu satu tahun?”

“Sebesar biji gandum,” jawabnya.

Kemudian, Nabi Sulaiman memberi semut sebiji gandum lalu memeliharanya dalam sebuah botol. Setelah genap satu tahun, Sulaiman membuka botol untuk melihat nasib si semut. Namun, didapatinya si semut hanya memakan sebahagian biji gandum itu.

“Mengapa engkau hanya memakan sebahagian dan tidak menghabiskannya?” tanya Nabi Sulaiman.

“Dahulu aku bertawakal dan pasrah diri kepada Allah,” jawab si semut. “Dengan tawakal kepada-Nya aku yakin bahawa Dia tidak akan melupakanku. Ketika aku berpasrah kepadamu, aku tidak yakin apakah engkau akan ingat kepadaku pada tahun berikutnya sehingga boleh memperoleh sebiji gandum lagi atau engkau akan lupa kepadaku. Kerana itu, aku harus tinggalkan sebahagian sebagai bekal tahun berikutnya.”

Nabi Sulaiman, walaupun ia sangat kaya raya, namun kekayaannya adalah nisbi dan terbatas. Yang Maha Kaya secara mutlak hanyalah Allah SWT semata-mata. Nabi Sulaiman, meskipun sangat baik dan kasih, namun yang Maha Baik dan Maha Kasih dari seluruh pengasih hanyalah Allah SWT semata. Dalam diri Nabi Sulaiman tersimpan sifat terbatas dan kenisbian yang tidak dapat dipisahkan; sementara dalam Zat Allah sifat mutlak dan absolut.

Bagaimanapun kayanya Nabi Sulaiman, dia tetap manusia biasa yang tidak boleh sepenuhnya dijadikan tempat bergantung. Bagaimana kasihnya Nabi Sulaiman, dia adalah manusia biasa yang menyimpan kedaifan-kedaifannya tersendiri. Hal itu diketahui oleh semut Nabi Sulaiman. Kerana itu, dia masih tidak percaya kepada janji Nabi Sulaiman ke atasnya. Bukan kerana khuatir Nabi Sulaiman akan ingkar janji, namun khuatir Nabi Sulaiman tidak mampu memenuhinya lantaran sifat manusiawinya. Tawakal atau berpasrah diri bulat-bulat hanyalah kepada Allah SWT semata, bukan kepada manusia.

  • Golongan Jin Iri Hati Dengan Ratu Balqis

Ratu Balqis adalah seorang wanita yang sangat cantik dan mempunyai akal yang cerdas, oleh sebab itulah golongan jin merasa iri hati dengannya. Mereka mengatakan bahawa Ratu Balqis itu mempunyai dua aib, pertama tubuhnya pendek dan kedua betisnya seperti betis unta.

Maka Nabi Sulaiman memerintahkan supaya para Jin mengubah sedikit singgahsana Ratu Balqis, lalu beliau menyuruh pula membangun sebuah mahligai yang dibuat dari kaca. Bahagian bawah mahligai tersebut dan kelilingnya mengalir sungai-sungai dengan berisikan ikan-ikan, di atas air itu dibuat sebuah jambatan daripada kaca.

Ketika Ratu Balqis dan rombongan tiba, Nabi Sulaiman bertanya kepadanya: “Apakah ini singgahsanamu? Ratu Balqis menjawab: Mungkin! Ia tidak mengatakan ya, kerana dilihatnya ada sedikit perubahan. Tetapi tidak mengatakan bukan, disebabkan ada sebahagian yang serupa dengan singgah-sananya. Dari jawapan Ratu Balqis itu, tahulah Nabi Sulaiman as bahawa ia adalah seorang wanita yang berakal sempurna serta bijaksana.

Kemudian Nabi Sulaiman as menyuruh tamunya itu masuk ke dalam istana. Ketika Ratu Balqis melihat ke dalam istana, ia melihat seakan-akan ada aliran air, sehingga ia mengangkat kainnya, sehingga betisnya tersingkap. Nabi Sulaiman as melihat betisnya itu, maka tidak ada satu aibpun seperti yang disampaikan oleh golongan jin.

Nabi Sulaiman berkata kepada Ratu Balqis: “Ini adalah sebuah mahligai yang licin, ia dibentuk daripada kaca.” ketika Ratu Balqis menyaksikan betapa hebatnya Nabi Sulaiman, ia berkata dalam hatinya: “Walaupun kerajaanku luas, singgahsanaku indah dan megah, bala tenteraku ramai, namun jika dibandingkan dengan semua yang aku saksikan ini, seakan-akan milikku tidak bererti.

Kemudian ia berkata seperti yang diungkapkan di dalam Quran, firman Allah SWT surah An Naml ayat 44 bermaksud: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah Tuhan semesta alam.” Setelah itu Ratu Balqis pun berkahwin dengan Nabi Sulaiman as. Peristiwa pernikahan Nabi Sulaiman dengan Ratu Balqis ini terjadi pada hari Jumaat.

Begitu besarnya kerajaan Nabi Sulaiman as. yang mana angin sebagai kenderaannya, manusia dan jin sebagai tenteranya, burung sebagai pembantu dan teman-teman bercakapnya, binatang-binatang buas sebagai buruhnya dan para malaikat sebagai utusannya.

Nabi Sulaiman as mempunyai satu padang, sebahagian tanahnya terbuat daripada emas dan sebahagian lagi daripada perak. Jika tenteranya berbaris di padang itu, maka panjang barisan itu tidak kurang dari seratus parsakh. Sedangkan luas tempat tinggalnya adalah sebulan perjalanan.

Kemudian golongan jin membuat untuknya sebuah permaidani daripada emas dan perak. Pada permaidani tersebut terdapat dua belas ribu mihrab, pada setiap mihrab terdapat kursi daripada emas dan perak, kemudian duduk di atas tiap-tiap kursi tersebut seorang yang alim dari ulamak Bani Israil.

Pada setiap hari dimasak kira-kira seribu unta, empat ribu lembu dan empat puluh ribu kambing. Nabi Sulaiman juga mempunyai piring-piring yang besar bagaikan kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku.

Firman Allah SWT:

Para jin membuat untuk Nabi Sulaiman apa yang dikehendaknya dari bangunan yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang besarnya seperti kolam dan periuk yang tetap berada di atas tungku.” (Saba’: 13) Begitu besarnya nikmat dan kelebihan Nabi Sulaiman as. Namun begitu kelebihan dan kenikmatan umat Nabi Muhammad SAW yang beriman, di dalam Syurga nanti disediakan tempat-tempat tinggal dan darjat, kebun-kebun, sungai-sungai dan buah-buahan. Di dalamnya diperolehi segala sesuatu yang menyenangkan jiwa dan mata. Di dalamnya juga terdapat sesuatu yang tidak pernah terlintas oleh fikiran manusia.

Dikisahkan bahawa serendah-rendah darjat tempat umat Nabi Muhammad SAW di dalam Syurga itu ialah seratus kali luas kerajaan Sulaiman as. Malah lebih baik, kerana Syurga adalah tempat yang abadi. Di dalamnya tidak ada matahari, kesejukan, kesakitan, kesusahan serta lain-lain penderitaan. Di Syurga adalah tempat yang abadi, kesenangan tanpa batas, pemberian tanpa dihitung, penerimaan tanpa ditolak.

Ada Syurga yang dinamakan dengan Darussalam, di dalamnya mempunyai keselamatan tanpa adanya kebinasaan, kenikmatan tanpa malapetaka, kecintaan tanpa permusuhan, kemuliaan tanpa kehinaan serta bermacam-macam lagi kenikmatan yang sukar untuk diungkapkan.

Kemudian Syurga Jannatunna’im. Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa disediakan di sisi Tuhan mereka Syurga kenikmatan. Di dalamnya para hamba-hamba-Nya bertempat tinggal, para nabi menjadi sahabatnya, tinggal kekal dalamnya dengan kurnia yang berlimpah ruah. Tidak ada kesusahan di dalamnya, terdapat bidadari cantik dan jelita, mahligainya tinggi dan tempat yang luas.

Syurga Firdaus, disediakan bagi orang-orang yang tidak menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu, menjauhkan diri daripada perbuatan maksiat, tidak membuat kemungkaran serta menjalankan segala yang diperintahkan Allah SWT. Allah SWT menjadikan penghuni Syurga ini sebagai kekasihNya.

Di dalam Syurga Firdaus terdapat empat sungai, iaitu sungai dari air tawar, sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai dari air arak yang lazat rasanya dan sungai air madu. Di dalamnya juga diperolehi berbagai macam buah-buahan. Ada lagi empat mata air iaitu: Salsabil, Zanjabil, Rohiiq dan Tasniim. Ada lagi dua mata air yang mengalir dan dua mata air yang memancar, iaitu Al-kaafuur dan Al-kautsar. Di dalamnya juga diperolehi segala sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati.

Firman Allah SWT:

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu di dalam taman-taman dan sungai-sungai, di tempat yang disenangi di sisi Tuhan Yang Berkuasa.”
(Al-Qamar: 54-55)

Isyarat Teknologi di Zaman Nabi Sulaiman Berdasarkan Al-Qur’an

Ada satu pertanyaan yang mungkin beredar di sekitar kita : Bagaimanakah peradaban masa lalu ? Apakah peradaban di masa lalu terlalu primitif dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan peradaban sekarang yang begitu maju teknologinya ? Atau ... jangan-jangan peradaban dulu jauh lebih maju kemudian mundur dan kemudian umat manusia secara perlahan-lahan membangun kembali peradaban yang hancur tersebut !

Saya secara pribadi berpendapat pada opini yang kedua itu. Dasarnya adalah pada sejarah dan yang kedua pada kitab suci yang Saya yakini, yaitu Kitab Suci Al-Qur’an.

Peninggalan Sejarah.

Saya tidak akan membahas ini secara dalam. Seperti kita tahu, begitu banyak peninggalan sejarah yang begitu banyak meninggalkan misteri karena begitu menakjubkannya. Sebagai contoh : Piramida di Mesir, Candi Boroboudur, Bangunan Suku Maya di Amerika Selatan, Kota Atlantik, Mesjid Sulaiman di Palestina dll. Semua peninggalan tersebut merupakan saksi bahwa perdaban di zaman dulu begitu majunya sehingga menghasilkan bangunan yang demikian hebat. Tidak hanya itu saja, dalam bukunya “A New Kind of Science”, Stephen Wolvram menunjukkan bahwa setiap hiasan yang terdapat pada bangunan-bangunan tersebut memiliki pola-pola tertentu yang ternyata merupakan konsep yang sangat fundamental dalam sains, yaitu cellular automata.

Isyarat dari Kitab Suci Al-Qur’an

Menarik sekali kalau kita memikirkan cerita tentang Nabi Sulaiman di dalam Al-Qur’an. Yang perlu dicatat, Nabi Sulaiman di dalam Al-Qur’an tidak dicatat sebagai seorang raja yang istrinya banyak, tetapi Tuhan lebih menekankan kepada kemampuan Nabi Sulaiman dalam hal mengelola kerajaannya yang tidak diberikan kepada orang setelahnya.

Saya mencatat terdapat beberapa teknologi yang sudah pernah dicapai dalam masa Nabi Sulaiman :

· Teknologi Teleportasi

Pada ayat 38 s/d 40 di surat Al-Naml, disebutkan :

38. “Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”

39. “Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :” Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”

40. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari buku-buku : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, iapun berkata :” Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia.”

Mari kita analisa ketiga ayat tersebut. Pada ayat ke 38 Nabi Sulaiman membuat tender kepada para pejabat-pejabat ketika itu, apakah ada diantara para pejabatnya yang dapat memindahkan singgasana ratu bilqis yang akan datang ke tempat Nabi Sulaiman sebelum ratu tersebut datang ke tempat Nabi Sulaiman. Kemudian yang pertama menanggapi tender tersebut adalah seorang/seekor jin yang paling jenius diantara para jin ketika itu dan beliau berjanji dapat memindahkan singgasana tersebut dalam durasi waktu antara Nabi Sulaiman duduk dan sesaat ketika beliau bangun dari tempat duduknya. Pada ayat ke 40, terdapat seorang yang berilmu yang hidup diantara buku-buku, yang berkata beliau dapat memindahakan singgasana tersebut dengan durasi waktu hanya antara kedipan mata. Dan yang perlu dicatat, bahwa yang dipindahkan adalah benar-benar barang, bukannya bayangan seperti sekarang.

Bagaimana dengan keadaan kita sekarang ? Kemajuan teknologi yang kita hadapi sekarang, manusia baru mampu menghadirkan sebatas bayangan yang merupakan terjemahan dari informasi. Jika ada siaran langsung AC Milan vs Juventus, kita baru dapat menyaksikannya secara langsung dari TV, Internet & radio, belum lebih dari itu.

Sebenarnya seperti kita ketahui, dalam konsep komputer kuantum, konsep teknologi teleportasi sudah dimungkinkan, tetapi Saya nggak tahu bagaimana perkembangan terakhir dalam bidang ini. Yang jelas ketika teleportasi ini sudah diaplikasi, teknologi infornasi akan terancam bubar. Saya prediksi, komputer kuantum akan jadi bidang yang sangat hot setelah era bioteknologi.

Piring Terbang dan Nabi Sulaiman

Sungguh, Allah menahan planet-planet dan bumi agar tidak luput /dari garis
orbitnya/,
Jika semua itu sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia ?
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
(QS. 35:41)

Semesta raya ini berasal dari Alma' yang diberi Rawasia.
Rawasiya merupakan turunan kata rasa /meneguhkan, mengikat, menambat/, dan
dengan demikian memiliki arti peneguh, pengikat, penambat atau gaya alami yang
menyusun tata letak dan tata gerak semesta.

Para ilmuwan sendiri telah merumuskan empat gaya alami yang mengatur matematika
tata letak dan tata gerak semesta. Pertama adalah gravitasi yang membuat materi
bermassa saling tarik. Kedua adalah elektromagnetika yang bekerja pada muatan
listrik yang diam dan bergerak, termasuk antara inti atom dan elektron. Ketiga
adalah interaksi lemah yang mengikat inti atom. Dan keempat adalah interaksi
kuat yang mengikat partikel yang menyusun inti atom.
Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah berbagai macam benda angkasa,
terpisah menurut keadaan dan susunan sebagaimana yang terlihat sekarang. Namun
meski semua benda-benda angkasa, terutama planet-planet memiliki Rawasia tetapi
masing-masingnya mempunyai daya tarik yang berbeda. Hal itu tergantung pada
jarak sesuatu planet dari matahari selaku titik pusat yang dikitari.
Semakin dekat suatu planet pada matahari semakin kecillah daya tarik magnetnya
dan semakin teballah atmosfir yang melingkupi planet itu. Sebaliknya bila suatu
planet jauh dari matahari maka nilai tarik magnetnya lebih besar dan
atmosfirnya lebih tipis. Demikian pula susunan bintang-bintang yang mengorbit
dalam daerah suatu galaksi, berbeda-beda pula nilai tariknya.
Bumi dan planet lainnya memiliki Rawasia dengan sistem yang dinamakan Simple,
untuk contohnya kita pakai planet bumi ini sendiri: Dari utara keselatan
membujur Rawasia atau batang magnet yang memutar bumi ini 3600 dalam waktu 24
jam /tepatnya 23 Jam 56 menit/.
Hal itu berlaku berkepanjangan. Kutub utara bumi adalah ujung Rawasia dengan
magnet negatif dan diselatannya positif, yaitu kebalikan dari unsur magnet yang
dimiliki matahari pada kedua kutubnya, dan hal inilah yang menyebabkan adanya
tarik menarik antara bumi dan matahari disepanjang jaman. Bumi berputar
disumbunya sambil beredar mengelilingi matahari pada jarak tertentu yang
diperkirakan sejauh 93.000.000 mil.
Kutub utara bumi menarik unsur positif dari permukaan matahari sembari membuang
unsur negatif yang ditarik oleh kutub utara matahri. Kutub selatan bumi menarik
unsur negatif sembari membuang unsur positif yang ditarik oleh kutub selatan
matahari.
Unsur magnet yang dikutub utara dan selatan bumi berpapasan dalam perut bumi
dan perantukannya bisa menimbulkan gempa dan letusan gunung. Jadi magnet bumi
ini hanya keluar dikutub-kutubnya dan karenanya permukaan planet ini membeku
praktis dipakai untuk tempat kehidupan. Fungsi Rawasia yang demikian kita
namakan dengan sistem Simple.
Kalau orang memperhatikan kedudukan pool magnet bumi di utara dan di
selatan,terbuktilah bahwa pool atau ujung Rawasia itu senantiasa berpindah
tempat sejauh maximal 100 dari kutub putaran bumi atau sejauh 1.100 kilometer.
Hal ini cocok dengan maksud ayat berikut : Dan Dia tempatkan Rawasia di bumi
untuk memberi kekuatan padamu, dan siang-siang dan garis edaran agar kamu
mendapatkan petunjuk, dengan kompas dan dengan matahari /bintang-bintang/
mereka /akan/ mendapat petunjuk.
(QS. 16:15-16) Maksudnya adalah bahwa adakalanya matahari tepat menyinari
daerah equator bumi, waktu itu tercatat tanggal 21 Maret dan 22 September. Jika
pada kedua tanggal itu orang memperhatikan kompas akan kelihatanlah kedua
jarumnya tepat menunjuk kearah utara dan selatan kutub putaran bumi. Ini
memperlihatkan bahwa antara kedua ujung Rawasia bumi terbentuk segitiga sama
kaki dengan matahari sebagai titik sudut ketiga.

Adakalanya matahari itu miring keselatan, penanggalan waktu itu mencatat
tanggal 22 Desember, berlakulah puncak musim panas dibelahan selatan bumi dan
puncak musim dingin dibelahan utara bumi. Sebaliknya tanggal 21 Juni, matahari
berada maksimal diutara dan berlakulah siang yang panjang dibelahan utara bumi
dan malam yang panjang dibelahan selatan.
Pada kedua tanggal itu orang akan dapat memperhatikan bahwa jarum kompas
berpindah sejauh 100 dari kutub utara putaran bumi karena sebagai dikatakan
tadi : Ujung Rawasia bumi senantiasa membentuk segitiga sama kaki dengan
matahari.
Bumi yang beratnya sekitar 600 trilyun ton tidak jatuh pada matahari karena
daya lantingnya (centrifugal) dalam mengorbit, sebaliknya dia tidak terlanting
jauh keluar garis orbitnya ditahan oleh daya jatuhnya /gravitasi/ pada matahari
sebagai pusat orbit. Daya lanting bumi dan daya jatuhnya sama besar disebut
orang dengan Equillibrium, karena itu sampai sekarang bumi yang kita diami ini
senantiasa berputar beredar mengelilingi matahari.
AlQur'an sering menjelaskan persoalan rotasi dan orbit benda-benda angkasa,
tidak bertiang dan tidak bertali, semuanya bergerak dalam keadaan bebas
terapung. Hanya Rawasialah yang berlaku sebagai tenaga sentrifugal dan gaya
tarik universal yang menyebabkan setiap planet itu berputar disumbunya sembari
membawanya berkeliling matahari.
Kini kita misalkan saja, bagaimana kalau daya lanting bumi dipakai sedangkan
daya jatuhnya ditiadakan ?
Waktu itu praktis bumi ini akan melayang jauh meninggalkan matahari sebagaimana
yang diungkapkan dalam surah 35:41 diatas. Jadi tenaga centrifugal demikian
dapat dipakai untuk terbang jauh jika tenaga gravitasi dihilangkan. Akhirnya
kita terbentur kepada : Bagaimana cara menghilangkan daya jatuhnya itu ?
Suatu cara adalah dengan memutar bagian pesawat secara horizontal, bila putaran
itu semakin cepat akan semakin besarlah daya centrifugal dan semakin kecillah
daya gravitasi, akhirnya daya jatuh itu akan hilang sama sekali dan mulailah
pesawat terangkat dengan mudah tanpa pengaruh tarikan bumi.
Tentu orang akan heran : bagaimana pula pesawat dapat berputar terus menerus
tanpa tumpuan ?
Dari itulah kita namakan pesawat itu dengan Shuttling System yaitu pesawat
berupa piring dempet yang ditengahnya tempat penumpang :

Bagian atas, kita namakan Positif, berputar kekanan, semakin kepinggir
massanya lebih tebal dan berat.

Bagian bawah, kita namakan Negatif, berputar kekiri, semakin kepinggir
massanya lebih tebal dan berat.

Bagian tengah, kita namakan Neutral, tempat awak pesawat serta perlengkapan
dan mesin yang memutar positif dan negatif sekaligus.

Perlu ada satu mesin yang memutar dua piring pesawat itu dari dalam. Tidak jadi
masalah apakah mesin itu sama dengan yang memutar propeller kapal udara ataukah
yang mengangkat roket Apollo dari bumi.

Keliling pinggiran positif dan negatif boleh diberi gerigi yang menolak udara
sewaktu berada dalam atmosfir. Udara yang ditolak kekiri oleh Negatif disambut
tolakan kekanan oleh Positif. Keadaannya dapat diatur begitu rupa hingga hal
itu jadi tenaga untuk mengangkat pesawat yang bebas gravitasi atau pinggiran
itu boleh pula licin saja maka tenaga naiknya harus ditimbulkan oleh ledakan
dari dalam seperlunya.
Keseimbangan putaran Positif dan Negatif yang berlawanan arah ditimbulkan oleh
satu roda gigi yang digerakkan oleh mesin dalam ruang Neutral. Semakin cepat
putarannya akan semakin hilanglah bobot pesawat itu untuk jatuh kebumi,
karenanya pesawat itu dapat turun naik dengan mudah atau berhenti diudara.
Bagian Neutral yang memang tebal ditengahnya, disana ada mesin yang memutar
Positif dan Negatif berlawanan arah hingga pesawat itu tidak goncang. Kecepatan
putaran itu akan menghilangkan bobot Neutral itu sendiri, karenanya pinggiran
Negatif dan Positif harus lebih berat.
Bagian Neutral memiliki saluran keatas dan kebawah pada pusat Positif dan
Negatif. Saluran itu diperlukan untuk radar dan peneropongan. Pintu masuk
terdapat dipusat Positif, yaitu diatas pesawat. Pinggiran yang tipis dari
Neutral diberi saluran-saluran penembakan untuk keseimbangan dan pembelokan
serta untuk keperluan lainnya.
Akhirnya pesawat itu berupa piring terbang kebal peluru, tak membutuhkan
landasan tertentu, dapat bergerak dengan kecepatan tinggi, water proff, dapat
leluasa untuk berbagai keperluan didarat dilaut dan diangkasa bebas tanpa
bobot. Baik dalam keadaan damai maupun dalam keadaan perang, efektif, tidak
memerlukan bantuan dan pengawasan dari pangkalannya.
Pesawat seperti ini sudah pernah dibuat pada jaman Nabi Sulaiman, hal ini
terlihat dari ayat AlQur'an berikut : Lalu Kami jadikan Sulaiman memahaminya.
Setiap orangnya Kami beri hukum dan pengetahuan; dan Kami edarkan bersama Daud
gaya-gaya alamiah/Rawasia dan burung-burung yang bertasbih. Dan Kamilah yang
melakukannya.
(QS. 21:79)
Dan bagi Sulaiman angin; yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan
perjalanan dan diwaktu sorenya sebulan (pula) dan Kami suruh menyelidiki
baginya sumber logam. Diantara Jin ada yang bekerja dihadapannya dengan izin
Tuhannya; dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami
rasakan kepadanya siksaan api yang menyala.
Mereka mengerjakan untuknya apa yang dia kehendaki dari gedung-gedung pencakar
langit dan patung-patung, serta piring-piring seperti kolam dengan roda-roda
yang bersumbu. Bekerjalah hai keluarga Daud sambil bersyukur, dan sedikit
sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
(QS. 34:12-13)
Analisis saya, bahwa Nabi Sulaiman dengan kecerdasan dan ilmu pengetahuan yang
dipahaminya berkat kebijaksanaan Allah, telah mampu memahami hukum-hukum alam
termasuk apa yang kita sebut sekarang dengan aerodinamika, kekekalan massa,
kekekalan energi dan lain sebagainya sehingga beliau dapat menundukkan alam
yang pada konteks disini khususnya adalah angin sehingga dengan tekhnologinya
beliau mampu melakukan perjalanan secepat kilat yang perjalanannya diwaktu pagi
lamanya dengan perjalanan yang ditempuh oleh manusia biasa adalah satu bulan !

Jelas Nabi Sulaiman meskipun berkedudukan sebagai seorang Nabi, ia tetaplah
manusia biasa yang mempunyai keterbatasan dalam bertindak, makanya tidak
mungkin beliau itu menundukkan angin seperti cerita-cerita dongeng Abrakadabra
layaknya sosok Superman atau Gatot Kaca meskipun jika dia mau bisa saja
melakukannya, tapi Allah senantiasa menetapkan hukum-hukumNya kepada manusia
secara logis dan dinamis.
Tentunya sang Nabi telah mempergunakan pesawat didalam bepergiannya yang sangat
cepat itu !
Dan bahan pesawat tersebut sebagimana yang tersirat dalam ayat AlQur'an diatas
adalah terbuat dari logam dengan menggunakan sumbu-sumbu pada bagian bawahnya
sebagai tenaga naik mula-mula keatas untuk menghindari pengaruh gravitasi bumi.
Istimewanya lagi, pesawat kendaraan Nabi Sulaiman ini berbentuk piring yang
laksana kolam besarnya dan mampu untuk mencapai gedung-gedung pencakar langit
yang dibuat oleh umatnya, sehingga memudahkan semua urusannya, termasuk
memonitor kerja para prajurit dan umatnya dari ketinggian.

Ingat .. selain berpangkat sebagai Nabi Allah Sulaiman juga berkedudukan
sebagai seorang raja waktu itu.
Apa yang sudah dicapai oleh Nabi Sulaiman dalam konstruksi pesawat terbang
waktu itu, belumlah bisa kita wujudkan secara keseluruhan pada masa ini, kita
baru bisa memotong kompas yang amat sederhana, jika sebelumnya perjalanan dari
Palembang ke Jakarta ditempuh berkendaraan darat memakan waktu l/k 1 hari penuh
/tanpa berhenti/, dengan pesawat terbang bisa dicapai dalam waktu 1 jam.

Namun Nabi Sulaiman ?
Perjalanannya di waktu pagi sama dengan sebulan perjalanan manusia biasa !
Bayangkan .. berapa kecepatan yang dapat ditempuh oleh beliau dalam
mengelilingi bumi ini bahkan hingga naik keluar angkasa dalam satu perjalanan
waktu Sulaiman.
Disini kita kembali berurusan dengan masalah ruang dan waktu yang selalu
menjadi salah satu topik utama Qur'an. Pada pembahasan yang lalu kita telah
mengadakan perhitungan :
1 hari Allah = 1000 tahun manusia (QS. 22:47)
1 hari malaikat = 50.000 tahun manusia (QS. 70:4)
1 hari Nabi Sulaiman = 2 bulan manusia (QS. 34:12)
Bandingkan dengan waktu tempuh Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin selaku Nabi
penutup dalam perjalanannya ke Muntaha melewati garis tengah bima sakti yang
dalam perhitungan sekarang = 10 milyard tahun cahaya dalam waktu 1 malam atau
1/2 hari manusia untuk menghadap Allah !
Sungguh .. Allah maha besar dan maha berkuasa atas segala sesuatunya.
Pada bahagian yang lain, AlQur'an juga menyatakan bahwa tekhnologi yang
dimiliki oleh Nabi Sulaiman juga telah mencakup tekhnologi tranformasi, ingat
pada peristiwa pemindahan singgasana ratu Saba' yang dilakukan oleh seorang
manusia yang mempunyai ilmu dari kitab dari kerajaan Nabi Sulaiman.
Dia berkata: "Wahai masyarakat, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup
membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang muslimin ?".
Berkatalah 'Ifrit dari golongan Jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum kamu beranjak dari tempat dudukmu; sesungguhnya
aku benar-benar kuat membawanya lagi dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai pengetahuan dari kitab: "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata:"Ini karunia Tuhanku untuk
menguji aku apakah aku bersyukur atau mengingkari ? Dan barangsiapa yang
bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri dan barangsiapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".
(QS. 27:38-40)

Dr. Yahya Sa'id al-Mahjari, seorang sarjana Muslim Arab dari Mesir yang
sekarang bertugas sebagai konsultan utama tentang keadaan energi dan lingkungan
pada pusat Pengkajian Teknologi di Finlandia mengatakan bahwa apa yang
dilakukan oleh orang tersebut dipandang dari sudut ilmu pengetahuan modern yang
ada pada kita sekarang ini benar-benar suatu langkah maju sekali.

Pertama, dia telah mengubah singgasana Ratu Saba' menjadi semacam energi
/tidaklah penting apakah energi itu berupa panas seperti yang kita dapatkan
dari peralatan atomik model sekarang yang berkapasitas rendah/ namun suatu
energi yang menyerupai listrik atau cahaya dapat dikirim lewat gelombang
listrik magnetik.
Kedua, ia berhasil mengirim energi itu dari negri Saba' di Yaman kenegri Nabi
SUlaiman di Palestina. Karena kecepatan penyebaran gelombang listrik magnetik
sama dengan kecepatan cahaya, yaitu 300.000 km perdetik, maka waktu yang
ditempuh energi itu untuk sampai kenegri Nabi Sulaiman adalah kurang dari satu
detik, meskipun jarak antara Saba' dan kerajaan Nabi Sulaiman mencapai 3.000
kilometer.
Ketiga, ia mampu mengubah energi itu, ketika tiba dikerajaan Nabi Sulaiman,
menjadi materi sama persis seperti gambaran materi sebelumnya /proses
materialisasi/, artinya, setiap benda, bagian dan atom kembali kebentuk dan
tempat asalnya semula.
Sesungguhnya energi /at-thaqqah/ dan materi /al-maddah/ adalah dua bentuk
berbeda dari benda yang sama. Materi bisa berubah menjadi energi dan
sebaliknya. Manusia saat ini telah berhasil mengubah materi menjadi energi
dalam berbagai perlengkapan atau peralatan dengan memanfaatkan energi atom
antara lain melahirkan atau memproduksi energi listrik untuk kemaslahatan
peradaban manusia banyak.
Meskipun demikian, kemampuan manusia dalam mengubah materi menjadi energi masih
berada dalam tahap perbaikan serta pengembangan. Demikian pula, manusia telah
berhasil kendatipun dalam kadar sangat minim dan rendah, mengubah energi
menjadi materi dengan alat yang disebut Akselerator partikel /particel
accelerator/.
Walaupun demikian, kadar kemampuan dalam hal itu masih terus ditingkatkan dan
disempurnakan, sehingga kita akan sampai pada satu kesimpulan, pengubahan
materi menjadi energi dan sebaliknya merupakan pekerjaan yang dapat dilakukan
secara ilmiah dan praktis.
Jika manusia kelak bisa melakukan perubahan antara materi dan energi dengan
mudah, maka pasti ia akan menghasilkan perubahan total dan mendasar. Bahkan,
boleh jadi, manusia melahirkan revolusi besar-besaran dalam kehidupan modern
sekarang. Salah satu sebab yang memungkinkan pengiriman energi adalah
menggunakan kecepatan cahaya pada gelombang mikro ketempat mana saja yang kita
inginkan, yang kemudian kita ubah kembali menjadi energi.
Dengan cara itu, kita bisa mengirim peralatan atau perlengkapan apa saja,
bahkan rumah berikut isinya bisa dipindahkan kedaerah mana saja dimuka bumi ini
menurut pilihan kita atau malah dipindahkan kebulan atau Mars sekalipun hanya
dalam beberapa detik atau beberapa menit saja, sebagaimana yang sering kita
tonton dalam serial televisi StarTrex.
Tetapi satu hal yang masih diakui sebagai kendala utama oleh para sarjana
fisika untuk membuktikan mimpi ini adalah menggabungkan dan merangkaikan
bagian-bagian atau atom-atom partikel dalam bentuk aslinya secara sempurna
sehingga setiap atom diletakkan pada tempat semula sebelum atom itu diubah
menjadi energi guna melakukan tugas pokoknya.
Masih ada kesukaran lain yang harus dihadapi oleh Sains modern, yaitu kemampuan
menghimpun gelombang elektro magnetik yang ada sekarang, yang tampaknya hanya
60% saja. Ini disebabkan berpencarnya gelombang itu diudara.
Mengubah materi menjadi gelombang mikro telah tercapai sekarang ini dengan
metode yang ditempuh manusia dalam bentuk aslinya yang memerlukan pengubahan
materi menjadi energi panas, lalu energi mekanik kemudian energi listrik dan
terakhir dikirimkan lewat gelombang mikro.
Itulah sebabnya kita mendapatkan bahwa bagian terbesar dari materi yang kita
dahulukan membuatnya itu tercerai-berai dicelah-celah perubahan tersebut, dan
sisanya -hanya bagian kecil- saja yang dapat kita kirimkan lewat gelombang
mikro. Kemampuan pengubahan energi mekanik menjadi energi listrik tidak akan
lebih dari 20%.
Meskipun kita telah melewati kelemahan teknologi sekarang dalam mengubah
uranium menjadi energi, maka yang berubah menjadi energi itu hanyalah bagian
kecil dari uranium. Sementara sisanya ada pada panas nuklir yang memancarkan
energinya pada ribuan dan jutaan tahun dan berubah menjadi anasir lain sehingga
akhirnya menjadi timah.
Jika saja kita bisa memanfaatkan sebagian lagi dari materi yang tercerai-berai
itu, tentulah berarti jika kita mulai membuat singgasana Ratu Saba', lalu kita
ubah menjadi energi melalui suatu metode tertentu dan kita kirimkan energi ini
via gelombang mikro kemudian gelombang ini kita terima lagi lalu kita ubah
sekali lagi menjadi energi atau diubah menjadi materi, maka kita tidak akan
mendapatkan lebih dari 5% dari singgasana Ratu Saba' itu.
Sisanya tercerai-beraikan dicelah-celah perubahan-perubahan itu jika kita lihat
kemampuan paling minimal dalam praktik ini. Yang 5% dari materi asli itu tidak
akan cukup untuk membangun satu bagian kecil saja dari singgasana Ratu Saba',
baik kakinya maupun tangannya.
Namun hasil yang dicapai oleh prajurit Nabi Sulaiman itu adalah 100% sehingga
sang Nabi sendiri berkata sebagaimana disebutkan dalam AlQur'an, Ia berkata:
Ubahlah singgasananya itu; Akan kita lihat apakah dia mengenalinya ataukah
tidak. Maka tatkala ia datang ditanyakanlah kepadanya:"Serupa inikah
singgasanamu ?" Dia menjawab:"Seakan-akan singgasana ini adalah singgasanaku !
kami telah diberi pengetahuan sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang
berserah diri". (QS. 27:41-42)
Sayangnya, sebagaimana yang umum terjadi disetiap negri yang makmur, akan
selalu ada kelompok-kelompok tertentu yang iri dan dengki dengan keberhasilan
orang lain, begitupula halnya dengan pemerintahan Nabi Sulaiman, ada
orang-orang yang ingkar kepada Allah dan kenabiannya mengatakan hal-hal yang
mereka buat-buat :
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan tentang kerajaan Sulaiman
padahal Sulaiman tidaklah kufur, melainkan setan-setan itu yang kufur. Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan yang diturunkan atas dua orang berkuasa di
Babilon bernama Harut dan Marut. Padahal tidaklah keduanya mengajar seseorang
sebelum mengatakan: "kami tidak lain hanya ujian, karenanya jangan kamu kufur".
(QS. 2:102) Sulaiman, adalah seorang yang cerdas dan mumpuni serta mendalam
ilmunya, baik dibidang tekhnologi maupun psikologi, dia juga mengetahui bahwa
betapa kekuasaan yang telah diberikan oleh Allah kepadanya adalah suatu hal
yang berat dan penuh tanggung jawab, ia pesimis bahwa sepeninggalnya kelak
kerajaannya akan tetap langgeng, aman sejahtera sebagaimana sewaktu dia masih
ada, selain itu ia juga khawatir bahwa ketinggian tekhnologi kerajaannya itu
akan menimbulkan kekacauan dan malapetaka bagi manusia jika sampai jatuh
ketangan yang tidak bertanggung jawab.

Karenanya Sulaiman dengan kedudukannya sebagai seorang Nabi telah berdoa kepada
Allah :
Ia berkata:"Ya Tuhanku ! berilah perlindungan kepadaku dan karuniailah untukku
kerajaan yang tidak dimiliki oleh siapapun sesudahku, karena Engkau sungguh
Yang Maha pemberi".
(QS. 38:35) Sungguh besar perhatian Nabi Sulaiman bagi peradaban manusia,
melalui doanya itu, beliau bukan ingin menghalangi orang lain mencapai
peradaban yang tinggi melampui apa yang dicapainya, melainkan malah ingin
menghindarkan kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh kemajuan itu sendiri.

Apa yang telah dicapai oleh Nabi Sulaiman, sebuah kerajaan yang besar dan
megah, beristanakan kaca serta dipenuhi dengan berbagai gedung yang menjulang
tinggi dan pesawat udara canggih berbentuk piring yang kecepatannya dalam
sehari dua bulan perjalanan manusia biasa disertai pula kemampuannya berbahasa
binatang sekaligus mampu mengendalikan prajurit dan buruh tangguh yang terdiri
dari Jin dan manusia serta pasukan burung yang dapat ia perintah menurut apa
yang dikehendakinya lengkap dengan segala kemajuan tekhnologinya, termasuk
transformasi.
Bagi Sulaiman angin yang berpusar dan berhembus dengan perintahnya kenegeri
yang telah Kami berkati. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS.
21:81)
Dan dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia dan burung lalu
mereka itu diatur dengan tertib. (QS. 27:17)
Juga segolongan syaitan-syaitan yang menyelam untuknya serta mengerjakan
pekerjaan selain daripada itu; dan Kami peliharakan mereka /bagi Sulaiman/.
(QS. 21:82)
Dikatakan kepadanya: "Masuklah ke dalam istana itu." Maka ketika dia melihat
lantai istana itu, dikiranya kolam, dan disingsingkannya dari kedua kakinya.
Berkatalah dia /Sulaiman/: "Sungguh itu adalah istana licin yang terbuat dari
kaca". Berkata dia : "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta
alam". (QS. 27:44)
Apa jadinya jika kekuasaan yang dicapai oleh Nabi Sulaiman itu dipegang oleh
orang lain dan dibuat untuk kerusakan sesama manusia ? Sungguh sukar untuk
dibayangkan.

Dengan tidak mempersempit pemikiran mengenai fenomena UFO, ETI, dan hal-hal
lainnya yang berbau makhluk luar angkasa, ada satu kemungkinan yang
prosentasenya berbanding sama, bahwa apa yang kita lihat selama ini dengan UFO
dan berbagai fenomena mengelilinginya tidak lain adalah sisa-sisa peradaban
yang dilestarikan oleh para Jin & Setan hingga hari ini dan diajarkan kepada
beberapa orang manusia tertentu /Dajjal ?/ untuk membuat keributan didunia
ramai.



Menghitung Kecepatan Terbang Nabi Sulaiman

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya (Bagaimana Nabi Sulaiman Terbang) bahwa Nabi Sulaiman alaihissalam mempunyai kemampuan terbang yang kecepatannya diterangkan dalam Al Qur’an surat Saba’ (34:12): Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman,yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)[1235] dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebahagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya. QS Shaad (38:36) Berdasar petunjuk Al Qur’an tersebut dapat dihitung kecepatan terbang Nabi Sulaiman. Bila pada catatan kaki terjemahan Al Qur’an oleh Depag RI bahwa kecepatan yang ditempuh Nabi Sulaiman dari pagi sampai sore hari sama dengan yang ditempuh onta yang cepat dengan perjalanan 2 bulan. Penjelasan tersebut berdasar asumsi bahwa di Palestina (tempat kerajaan Nabi Sulaiman) pada waktu itu perjalanan menggunakan onta. Apabila menggunakan kecepatan onta sebagai acuan maka dapat diketahui bahwa kecepatan onta balap bisa mencapai 40 MPH (64,37 km/jam), bila kecepatan ini yang digunakan untuk perhitungan tidak tepat karena untuk perjalanan jauh onta hanya mampu menempuh jarak 48 km/hari bahkan dengan karavan hanya mampu menempuh jarak 25 MPH/hari. Berdasar petunjuk dalam Al Qur’an, pada waktu itu Nabi Sulaiman senang memelihara kuda dan lebih banyak menggunakan kuda, seperti dalam Al Qur’an Surat Shaad (38:30-33): 30. Dan Kami karuniakan kepada Daud, Sulaiman, dia adalah sebaik- baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhannya), 31. (ingatlah) ketika dipertunjukkan kepadanya kuda-kuda yang tenang di waktu berhenti dan cepat waktu berlari pada waktu sore, 32. maka ia berkata: "Sesungguhnya aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan." 33. "Bawalah kuda-kuda itu kembali kepadaku." Lalu ia potong kaki dan leher kuda itu. Dengan demikian untuk menghitung jarak perjalanan darat selama 2 bulan lebih sesuai berdasarkan kecepatan kuda. Rata-rata kecepatan kuda berlari sedang untuk perjalanan jauh yaitu 40 MPH (64,37 km/jam). Seperti disebutkan pada QS Shaad ayat 31 di atas, bahwa kuda mampu berlari dalam perjalanan sejak pagi sampai sore dan lebih cepat pada sore hari. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menempuh perjalanan, kuda kadang berjalan kadang berlari. Untuk memperoleh perkiraan dapat dirata-rata antara kuda berjalan dengan kuda berlari sedang. Dari data yang ada kecepatan kuda berjalan yaitu 4 MPH. Dengan demikian kecepatan rata-rata kuda untuk perjalanan yaitu: (4 + 40)/2 = 22 MPH atau 35,4 km/jam. Apabila dalam sehari perjalanan sejak pagi sampai sore adalah 12 jam maka jarak yang ditempuh selama satu hari dengan kuda yaitu: 12 X 22 MPH = 264 Mile/day atau 424,87 km/hari Jarak yang ditempuh selama 2 bulan atau 60 hari dapat dihitung: 264 X 60 = 15.840 Mile atau 25.492 km Bila waktu dihitung sejak pagi sampai sore adalah 12 jam maka kecepatan terbang Nabi Sulaiman yaitu jarak yang ditempuh kuda selama 2 bulan dibagi dengan waktu tempuh Nabi Sulaiman terbang sejak pagi sampai sore: 25.492/12 = 2.124,33 km/jam Kecepatan tersebut hampir sama dengan 2 kali kecepatan suara, sebagai perbandingan pesawat jet mampu terbang 3.000 km/jam atau 3 kali kecepatan suara. Sungguh luar biasa karunia Allah yang diberikan kepada Nabi Sulaiman. Apakah mungkin pada jaman itu sudah ada eknologi untuk terbang dengan kecepatan itu? Sangat mungkin dan ada yang lebih cepat lagi yaitu dari negeri Saba’ ke Palestina degan jarak 2.000 km dapat dipindahkan singgana ratu Bilqis dalam waktu hitungan sepersekian detik (sebelum mata berkedip). Baca tulisan: Teknologi Teleportasi di Jaman Nabi Sulaiman. Tentu kita akan bertanya, dengan apa Nabi Sulaiman terbang? Berdasar hasil perhitungan tersebut dapat diduga bahwa ada suatu wahana yang diciptakan oleh anak buah Nabi Sulaiman yang terdiri dari jin dan syetan. Wahana tersebut bisa saja berupa pesawat terbang canggih karena pada jaman itu teknologi sudah sangat maju. Disebutkan dalam Al Qur’an Al Anbiyaa' (21: 81-82): 81. Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu. 82. Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu. Juga pada ayat lain dijelaskan: Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. QS Saba’ (34:13) Apabila ada pertanyaan: Semaju apa jaman Nabi Sulaiman itu? Kebesaran dan kemajuan jaman Nabi Sulaiman tidak akan dapat disamai oleh generasi berikutnya. Seperti dalam doa Nabi Sulaian seperti yang tercantum pada Al Qur’an Surat Shaad (38:35): Ia berkata: "Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi." Semoga semakin menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Maha benar Allah dengan segala FirmanNya. Sragen, 8 Syawal 1428 H L. Farid Http://elfarid.multiply.com/ Catatan kaki: [1235]. Maksudnya bila Sulaiman mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah hari maka jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat dalam sebulan. Begitu pula bila ia mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai sore, maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan. NB; Apabila ada kekeliruan dan keslahan karena keterbatasan ilmu dan pemahaman penulis. Sangat diharapkan masukan dari siapa saja yang lebih menguasai ilmu tafsir Al Qur’an. Referensi: 1. Al Qur’an Digital ver 2.1 , http://www.alquran-digital.com 2. Horse speed in MPH – How fast is your horse going?, http://www.ultimatehorsesite.com/info/horsespeedmph.htm Sebelumnya saya posting di: http://elfarid.multiply.com/journal/item/205/

Pengetahuan Gaib yang unik

NABI SULAIMAN AS.

Disuatu hari Nabi Sulaiman duduk bersama raja Jin untuk mendiskusikan masalah, seketika itu Nabi Sulaiman bertanya kepada raja Jin : "Wahai raja Jin beritahu aku kenapa kebanyakan wanita yang sudah sekian tahun bergaul dengan suaminya tetapi belum juga hamil ?". Raja Jin menjawab : "Ada empat sebab mengapa wanita belum juga hamil":

1. Sperma yang sudah dingin pada rahim.

2. Ada perubahan pada rahim.

3. Terkena hembusan Jin.

4. Ada cairan kuning pada rahim.


KYAI YANG TERKENA SENGATAN KLABANG

Seorang Kyai sedang duduk dengan beberapa santrinya diatas rumput, kemudian Kyai tersebut kakinya terkana sengatan Kelabang sampai bengkak, sehingga semua santri bingung bagaimana caranya untuk mengobati kaki Sang Kyai. Sang Kyai tertawa melihat kepanikan santrinya ia berkata : "Kalian jangan bingung, saya ada obatnya". Santri bertanya: "Bagaimana cara mengobatinya ?"

Kyai menjawab : "Kamu sebut saja jumlah kakinya", seketika itu kaki Kyai sembuh.....


FAEDAH AYAT QURSY

Saya teringat faedah dari ayat Qursy yang diyakini dapat mengusir makhluk jahat. Ada sebuah cerita mengenai hal ini. Ceritanya begini, ada seorang musafir yang kemalaman dijalan kemudian meminta izin kepada seseorang untuk bermalam disebuah rumah, kemudian orang itu mengizinkan sang musafir untuk bermalam dirumah tersebut, namun orang itu berpesan kepada sang musafir : " Berhati-hatilah karena setiap orang yang bermalam disitu selalu berakhir dengan kematian ", akan tetapi sang musafir berusaha untuk tidak menghiraukannya karena ia selalu berlindung kepada Allah, selanjutnya sang musafir beristirahat dan bermalam dirumah tersebut.

Dengan membaca ayat Qursy yang pada ayat terakhirnya diulang-ulang sampai 7x, maka dengan tiba-tiba terciumlah seperti bau sesuatu yang terbakar oleh si musafir itu, dengan diliputi penuh tanda-tanya didalam hatinya ia membathin : "Apakah gerangan yang terbakar ini ?". Dengan berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk, tertidurlah sang musafir itu dengan lelapnya, namun didalam mimpinya sang musafir mendapatkan gambaran bahwa ada jin Iffrid (mahluk jahat) berada didalam rumah itu yang terbakar dikarenakan sang musafir membaca ayat Qursy yang pada ayat terakhirnya diulang-ulang sampai 7x sambil tahan nafas. Ketika terbangun sang musafir menemukan abunya jin iffrid yang terbakar disudut rumah tersebut......

Joe n Rosy

MISTERI DI BALIK UFO

Misterinya dibicarakan sepanjang zaman. Kemunculannya pun dipelajari, namun tak pernah ada hasil yang memuaskan.selengkapnya klik disini

UFO

Unidentified Flying Object adalah misteri sepanjang zaman. Kemunculannya begitu fenomenal karena telah dicatat sejak ribuan tahun lalu.

Kala itu suku Indian Asteken yang mukim di Jazirah Meksiko, misalnya, telah menggambarkannya berikut awak yang berpakaian ala astronot. Profilnya tak jauh beda dengan yang diceritakan saksi-saksi dari abad 20-an. Ribuan tahun benda terbang tak dikenal ini dipelajari, selama itu pula tak ada hasil yang memuaskan.

Bagi para enjinir, contoh subyek yang sampai kini masih terus dikejar adalah kemampuannya menghilang dan manuverabilitasnya yang tinggi. Pakar aeronotik militer AS adalah yang paling gencar menelitinya. Terhitung sejak peristiwa jatuhnya UFO di Roswell, New Mexico, pada 1947, sejumlah proyek rahasia dibuat untuk menguak kehebatannya.

Amerika Serikat memang satu diantara segelintir negara yang memiliki kepedulian tinggi. Ini adalah sebuah kenyataan. Pasalnya, dua presiden pun sempat terlibat dengan sebuah proyek rahasia yang berkaitan dengan kehadiran makhluk asing ini. Mereka adalah Herry S. Truman dan Dwight D. Eisenhower, yang terlibat langsung dalam komite investigasi UFO bersandi Majestic Twelve. Subyeknya adalah beberapa tubuh mahkluk asing yang jatuh bersama pesawatnya di Roswell, New Mexico, pada 1947.

Meski dikatakan tak ada hasil, namun sesungguhnya telah bermunculan berbagai teori dan hipotesa yang berkaitan dengannya. Hipotesa tentang kemampuan menghilang dari pandangan mata dan manuverabilitasnya yang tinggi berikut ini, adalah betapa enjinir Indonesia juga tertarik untuk memperhatikannya.

Decoy system

Perihal kemampuannya menghilang dari pandangan mata sesungguhnya telah ditunjukkan dalam beberapa kesaksian. Dalam kaitan ini, UFO biasanya menampakkan diri pada waktu senja menjelang malam atau dinihari menjelang fajar. Menurut saya, ini adalah penampakan yang tak disengaja yang berbeda maknanya dengan penampakan di siang hari.

Dikatakan tak sengaja karena penampakkan pada senja dan dinihari umumnya tak lama. Kenyataan ini sebenarnya patut dipertanyakan mengingat jangan-jangan mereka memang selalu kesulitan mengoperasikan peralatan pengelabu (decoy system) pada kedua tenggang waktu tersebut. Hal ini dimungkinkan karena seperti kita rasakan pada kedua waktu itu ada perubahan kepadatan frekuensi cahaya Matahari. Senja menurun, pada dinihari kepadatannya meningkat.

Perubahan inilah yang memungkinkan peralatan pengelabu menjadi kacau untuk sementara waktu, dan akan kembali normal (pesawat kembali menghilang) setelah awaknya mencocokkan pada kepadatan frekuensi aktual. Teori atau hipotesa ini setidaknya membimbing kita pada dugaan bahwa jangan-jangan mereka sebenarnya ada di sekitar kita namun optik mata manusia tak bisa melihatnya.

Hipotesa ini setidaknya diperkuat dengan kenyataan bahwa pada siang hari mereka juga kerap menampakkan diri namun dalam waktu yang cukup lama. Apa artinya ini? Mengingat pada siang hari frekuensi cahaya cenderung tetap, penampakkannya tiada lain adalah untuk show of existense. Sebuah penampakan yang memang disengaja.

UFO

Di Bumi, teori pembiasan jati diri kira-kira bisa dijelaskan dengan kemampuan burung Tengkek Urang (King Fisher). Diantara burung-burung lain, hanya burung inilah yang memiliki kemampuan membaca gerak dan posisi ikan di dalam air. Ini artinya, di alam ini memang ada pengecualian dalam sistem penglihatan pada makhluk tertentu.

Hal lain adalah manuverabilitasnya yang tinggi. Dari sekian kesaksian, banyak yang mengatakan bahwa terkadang mereka berlama-lama memberi kesempatan untuk dilihat. Namun, ketika sudah diburu (dengan pesawat tempur, misalnya), mereka bisa dengan tiba-tiba melesat dengan pola gerak yang sulit untuk diikuti pesawat terbang yang paling canggih sekalipun. Seorang penerbang tempur TNI AU bahkan pernah mengungkap, pola gerak UFO yang tertangkap di radar pesawatnya benar-benar ajaib. Lintasannya lurus dan sesekali patah-patah dengan kecepatan yang luar biasa. Sepengetahuannya, belum pernah ada pesawat buatan manusia yang bisa melakukan ini.

Untuk itu, pesawat UFO harus memiliki WTR (Weight to Thrust Ratio) yang besar sekali. WTR bisa diartikan sebagai nisbah gaya dorong terhadap berat pesawat. Untuk manuver terkenalnya, Pugatchev Kobra, pesawat tempur Su-27 Flanker buatan Uni Soviet sekurang-kurangnya butuh WTR sebesar 2. Itu karena untuk menengadahkan hidung lalu menurunkannya dalam posisi terbang level, diperlukan gaya dorong konstran minimal dua kali berat pesawatnya.

WTR yang dimiliki UFO haruslah jauh lebih besar dari sekadar keunggulan mesin pendorong Su-27 ini. Namun, diluar itu, yang paling mengagumkan adalah bahwa UFO tak memiliki bentuk aerodinamis sebagaimana laiknya pesawat terbang yang memiliki sayap. Tanpa sayap, bagaimana ia bisa memperoleh gaya angkat (lift force) untuk melawan gravitasi? Satu-satunya penjelasan untuk kejanggalan ini adalah teori gasing. Kita tentu pernah melihat bahwa setelah diputar, meski tanpa sayap, benda ini bisa melompat-lompat ke udara. Putaran terhadap sumbu rotasinya telah menciptakan energi diri untuk melepaskan dari dari gravitasi.

Jika memang kemampuan gasing melekat padanya, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa dahsyat mesin pendorong yang dimilikinya. Untuk mesin-mesin pesawat buatan manusia, biasanya berlaku persamaan bahwa besarnya gaya dorong adalah sama dengan kelipatan jumlah massa medium dengan perubahan kecepatan medium. Persamaan ini dibuat untuk menjelaskan andil udara (atmosfer) dalam proses pembakaran mesin.

Akan tetapi bagaimana dengan pesawat-pesawat antar-galaksi seperti UFO yang umumnya bekerja di ruang hampa? Nampaknya, untuk yang satu ini memang belum ditemukan jawaban yang memuaskan selain bahwa mesin yang disandangnya mestinya sudah jauh lebih canggih dari sekadar turbin gas. Bagi mereka, mesin tercanggih yang ada di Bumi sudah terlampau kadaluwarsa. (Kol. Ir. R. Drajad Budijanto, MBA)

Selasa, 26 Agustus 2008

Sopir Angkut tak mau lewat PBS

Para sopir angkutan kota (angkot) menolak melewati Pasar Bukit Sulap (PBS) karena sepi penumpang. Sementara Dishub Linggau pun enggan memaksa sopir untuk mematuhi rute baru tersebut. Para sopir angkot jurusan Megang, Kayu Ara, dan Simpang Periuk tidak mau mengikuti ketentuan perubahan jalur yang telah disosialisasikan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Lubuklinggau beberapa waktu lalu, yakni melewati PBS, agar pasar tersebut ramai pembeli karena kemudahan akses transportasi umum .selengkapnya klik disini

Kepala Dishub Kota Lubuklinggau Hermansyah mengungkapkan, pihaknya tidak memiliki hak untuk melarang sopir angkot melewati rute baru menuju PBS. Jika pihaknya tetap memaksakan kehendak, hanya akan menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain dirugikan.

”Kalau begitu kita hanya memikirkan pedagang, sedangkan bagaimana dengan pembeli yang tidak mau dipaksa belanja di PBS. Jika tetap dipaksakan, bisa-bisa penumpang kapok dan jera untuk naik angkot. Akhirnya, sopir angkot yang dirugikan,” ujarnya kepada SINDO.

Pertimbangan lainnya, rute baru yang harus dilalui sopir angkot jurusan Megang, Kayu Ara, dan Simpang Periuk menjadi lebih jauh sehingga pengeluaran bahan bakar minyak (BBM) menjadi tambah besar.

”Bagaimana dengan pembeli dari lokasi yang jauh, seperti Transsubur Mura, yang berniat belanja ke Kota Lubuklinggau. Mereka batal pergi karena tidak ada angkot lagi yang mau mengangkut mereka ke sana. Sedangkan, kendaraan lain tidak ada karena keterbatasan kendaraan yang masuk ke daerah tersebut,” katanya.

Sebenarnya pelbagai langkah telah dilakukan Dishub agar sopir angkot mau mengikuti rute baru yang ditetapkan. Namun, sebelum aturan itu digulirkan, malah menimbulkan demo sopir angkot itu sendiri.

”Kita sudah melakukan pendekatan persuasif kepada agen-agen mobil angkot supaya melewati arah tersebut. Tapi sekali lagi, kita tidak dapat memaksakannya secara sepihak. Terlebih, mereka sudah melengkapi KIR dan trayek,”ungkapnya.

Di samping itu, permasalahan lain yang ditemui di lapangan, banyak mobil angkot berpelat hitam gentayangan di beberapa ruas jalan dan antrean penumpang.

”Untuk menindaknya, itu wewenang polisi. Ke depan setelah Terminal Petanang berfungsi, baru kita dapat melakukan tindakan. Jadi angkot mempunyai muara, karena selama ini mentok dan menumpuk di Pasar Inpres,” katanya. Adapun rute dari uji coba trayek baru dimulai dari Terminal Simpang Periuk, belok kanan arah simpang RCA, lalu menuju Jalan Nanas,Kelurahan Megang.

Selanjutnya, angkot masuk Terminal Satelit tanpa berhenti,diteruskan ke Jalan Kalimantan, keluar ke Jalan Yos Sudarso, kemudian kembali ke Terminal Simpang Periuk. Di tempat terpisah, sopir angkot Megang, Marwan, merasa terganggu jika pemkot benar-benar memberlakukan trayek tersebut.

Rute yang biasa mereka lalui selama ini saja, kata dia, jumlah penumpangnya sudah menurun, apalagi harus melalui rute baru. “Trayek yang sekarang saja penumpang sudah sedikit, apalagi menggunakan trayek baru. Belum lagi angkot dari Taba ingin diarahkan ke Terminal Satelit, bisa-bisa tidak makan anak dan istri di rumah” tuturnya.

Idealnya, lanjut Marwan, pemkot tidak perlu mengubah rute angkot yang ada hanya untuk meningkatkan jumlah pembeli di PBS. Sebab, lambat laun pembeli pun akan datang berbondongbondong jika pemindahan pedagang dilakukan secara merata.

“Untuk apa rute diubah kalau alasannya hanya untuk meramaikan PBS.Lebih baik menata ulang teknis pemindahan PKL yang ada saat ini,”ujarnya. Hampir senada disampaikan Endang, sopir angkot jurusan Kalimantan–Simpang Priuk.

Menurut dia, jumlah penumpangnya saat ini mengalami penurunan hingga 20%. Jika sebelumnya dia dapat membawa uang sekitar Rp20.000– 30.000 per hari, kini hanya Rp10.000 per hari. “Ya mau bagaimana lagi, uang setoran harus dibayar, belum lagi harga bensin sudah naik,” katanya. (ade satia pratama/SINDO)

kota lubuk linggau

Lubuklinggau, atau sering juga ditulis Lubuk Linggau adalah kota dimana sekarang ini saya tinggal dan bekerja (sekarang 12/01/2008).

Lambang Lubuklinggau

Kota ini terletak di Sumatera Selatan, berbatasan darat langsung dengan Provinsi Bengkulu. Semboyan Sebiduk Semare kurang lebih berarti Satu Wadah untuk Satu Tujuan. Termasuk salah satu kota terbesar setelah Palembang di Sumsel, dan memiliki infrastruktur yang cukup lengkap seperti Rumah Sakit (dr. Sobirin), Universitas (Unimura), Stasiun Kereta Api, Lapangan Terbang, Gedung Olahraga, dsb. Ada sebuah bendungan ukuran sedang buatan tahun 1942 bernama Watrevaang yang memanfaatkan aliran Sungai Kelingi. Bendungan itu dibuat untuk irigasi sawah dan kebun di daerah Tugumulyo (Merasi), parit lebar itu mereka namakan Siring Agung.selengkapnya klik disini

Sejauh pengamatan saya, kota ini cukup ramai. Pertumbuhan kotanya terkonsentrasi di sepanjang jalan Yos Sudarso, jalan negara yang merupakan bagian dari Jalur Lintas Tengah Sumatera. Sebagian besar penduduknya adalah pendatang dari daerah lain atau keturunan transmigran Jawa. Saya belum tahu banyak tentang kebudayaan asli Lubuklinggau, tetapi ada sebuah permukiman kuno di jalan Moneng Sepati –dekat perkantoran pemkab– yang konon adalah permukiman penduduk asli kota ini.

Perdagangan, perkebunan, pertanian, dan peternakan adalah aktivitas utama penduduknya. Sarana transportasi tergolong monoton dan kurang teratur, banyak ojek dan jalur Angkot hanya ada tiga trayek. Akibatnya masyarakat cenderung membeli kendaraan sendiri-sendiri (terutama sejak revolusi pemasaran kredit motor) yang membuat jalanan jadi ramai dan sesak, kondisi yang amat menguntungkan pedagang motor (konon orang terkaya di kota ini). Etika dan pemahaman berlalulintas yang minim menyebabkan kecelakaan amat sering terjadi.

Pernah meraih penghargaan Adipura pada tahun 90-an, tapi kemudian tidak lagi. Penataan kota terkesan kurang serius karena perkembangan hanya dominan di sepanjang jalan utama. Padahal setahu saya selain jalan Yos Sudarso ada tiga jalan lain yang potensial untuk dikembangkan. Salah satunya adalah jalan Kenanga melewati Siring Agung yang menghubungkan Merasi dan Megang (salah satu jalanan yang paling saya sukai karena teduh, sejuk, dan aspalnya rata). Jalan lainnya adalah jalan alternatif (biasa untuk menghindari razia), satu blok dari Yos Sudarso mulai SMU 2 sampai Pasar Atas yang melewati Jalan Kelabat. Satu lagi jalan yang kurang diperhatikan adalah jalan dari Rahmah ke Pasar Atas yang melewati SMU 5 (jalan ini hancur). Jalan ini hampir sama dengan jalan yang menghubungkan Pasar Atas ke Terminal Tipe C di perbatasan Bengkulu, jalanannya hampir tertutup semak-semak.

Untuk mencapai Lubuklinggau ada banyak alternatif kendaraan umum yang bisa dipakai yaitu bus, travel, kereta, dan pesawat udara. Kalau dari Jakarta perjalanan darat kira-kira dua hari, dari Palembang lima sampai sembilan jam, dari Bengkulu tiga sampai lima jam. Btw… waktu aku ke sini Mei 2005 jarang ada peta yang mencantumkan nama kota ini. Kota ini biasanya dilewati oleh bus jurusan Jakarta-Bengkulu.

Juans dalam sejarah dan angan

Juans (kanan), emi dan daeng dalam suatu acara

ultah kantor

NABI KHIDIR

KISAH NABI KHIDIR AS

Salah satu kisah Al-Qur’an yang sangat mengagumkan dan dipenuhi dengan misteri adalah, kisah seseorang hamba yang Allah SWT memberinya rahmat dari sisi-Nya dan mengajarinya ilmu. Kisah tersebut terdapat dalam surah al-Kahfi di mana ayat-ayatnya dimulai dengan cerita Nabi Musa, yaitu:

“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: ‘Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan-jalan sampai bertahun-tahun.” (QS. al-Kahfi: 60)

Kalimat yang samar menunjukkan bahwa Musa telah bertekad untuk meneruskan perjalanan selama waktu yang cukup lama kecuali jika beliau mampu mencapai majma’ al-Bahrain (pertemuan dua buah lautan). Di sana terdapat suatu perjanjian penting yang dinanti-nanti oleh Musa ketika beliau sampai di majmaal-Bahrain. Anda dapat merenungkan betapa tempat itu sangat misterius dan samar. Para musafir telah merasakan keletihan dalam waktu yang lama untuk mengetahui hakikat tempat ini. Ada yang mengatakan bahwa tempat itu adalah laut Persia dan Romawi. Ada yang mengatakan lagi bahwa itu adalah laut Jordania atau Kulzum. Ada yang mengatakan juga bahwa itu berada di Thanjah. Ada yang berpendapat, itu terletak di Afrika. Ada lagi yang mengatakan bahwa itu adalah laut Andalus. Tetapi mereka tidak dapat menunjukkan bukti yang kuat dari tempat-tempat itu.

Seandainya tempat itu harus disebutkan niscaya Allah SWT akan rnenyebutkannya. Namun Al-Qur’an al-Karim sengaja menyembunyikan tempat itu, sebagaimana Al-Qur’an tidak menyebutkan kapan itu terjadi. Begitu juga, Al-Qur’an tidak menyebutkan nama-nama orang-orang yang terdapat dalam kisah itu karena adanya hikmah yang tinggi yang kita tidak mengetahuinya. Kisah tersebut berhubungan dengan suatu ilmu yang tidak kita miliki, karena biasanya ilmu yang kita kuasai berkaitan dengan sebab-sebab tertentu. Dan tidak juga ia berkaitan dengan ilmu para nabi karena biasanya ilmu para nabi berdasarkan wahyu. Kita sekarang berhadapan dengan suatu ilmu dari suatu hakikat yang samar; ilmu yang berkaitan dengan takdir yang sangat tinggi; ilmu yang dipenuhi dengan rangkaian tabir yang tebal.

Di samping itu, tempat pertemuan dan waktunya antara hamba yang mulia ini dan Musa juga tidak kita ketahui. Demikianlah kisah itu terjadi tanpa memberitahumu kapan terjadi dan di tempat mana. Al-Qur’an sengaja menyembunyikan hal itu, bahkan Al-Qur’an sengaja menyembunyikan pahlawan dari kisah ini. Allah SWT mengisyaratkan hal tersebut dalam firman-Nya:

“Seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.” (QS. al-Kahfi: 65)

Al-Qur’an al-Karim tidak menyebutkan siapa nama hamba yang dimaksud, yaitu seorang hamba yang dicari oleh Musa agar ia dapat belajar darinya. Nabi Musa adalah seseorang yang diajak bebicara langsung oleh Allah SWT dan ia salah seorang ulul azmi dari para rasul. Beliau adalah pemilik mukjizat tongkat dan tangan yang bercahaya dan seorang Nabi yang Taurat diturunkan kepadanya tanpa melalui perantara. Namun dalam kisah ini, beliau menjadi seorang pencari ilmu yang sederhana yang harus belajar kepada gurunya dan menahan penderitaan di tengah-tengah belajarnya itu. Lalu, siapakah gurunya atau pengajarnya? Pengajarnya adalah seorang hamba yang tidak disebutkan namanya dalam Al-Qur’an meskipun dalam hadis yang suci disebutkan bahwa ia adalah Khidir as.

Musa berjalan bersama hamba yang menerima ilmunya dari Allah SWT tanpa sebab-sebab penerimaan ilmu yang biasa kita ketahui. Mula-mula Khidir menolak ditemani oleh Musa. Khidir memberitahu Musa bahwa ia tidak akan mampu bersabar bersamanya. Akhirnya, Khidir mau ditemani oleh Musa tapi dengan syarat, hendaklah ia tidak bertanya tentang apa yang dilakukan Khidir sehingga Khidir menceritakan kepadanya. Khidir merupakan simbol ketenangan dan diam; ia tidak berbicara dan gerak-geriknya menimbulkan kegelisahan dan kebingungan dalam diri Musa. Sebagian tindakan yang dilakukan oleh Khidir jelas-jelas dianggap sebagai kejahatan di mata Musa; sebagian tindakan Khidir yang lain dianggap Musa sebagai hal yang tidak memiliki arti apa pun; dan tindakan yang lain justru membuat Musa bingung dan membuatnya menentang. Meskipun Musa memiliki ilmu yang tinggi dan kedudukan yang luar biasa namun beliau mendapati dirinya dalam keadaan kebingungan melihat perilaku hamba yang mendapatkan karunia ilmunya dari sisi Allah SWT.

Ilmu Musa yang berlandaskan syariat menjadi bingung ketika menghadapi ilmu hamba ini yang berlandaskan hakikat. Syariat merupakan bagian dari hakikat. Terkadang hakikat menjadi hal yang sangat samar sehingga para nabi pun sulit memahaminya. Awan tebal yang menyelimuti kisah ini dalam Al-Qur’an telah menurunkan hujan lebat yang darinya mazhab-mazhab sufi di dalam Islam menjadi segar dan tumbuh. Bahkan terdapat keyakinan yang menyatakan adanya hamba-hamba Allah SWT yang bukan termasuk nabi dan syuhada namun para nabi dan para syuhada “cemburu” dengan ilmu mereka. Keyakinan demikian ini timbul karena pengaruh kisah ini.

Para ulama berbeda pendapat berkenaan dengan Khidir. Sebagian mereka mengatakan bahwa ia seorang wali dari wali-wali Allah SWT. Sebagian lagi mengatakan bahwa ia seorang nabi. Terdapat banyak cerita bohong tentang kehidupan Khidir dan bagaimana keadaannya. Ada yang mengatakan bahwa ia akan hidup sampai hari kiamat. Yang jelas, kisah Khidir tidak dapat dijabarkan melalui nas-nas atau hadis-hadis yang dapat dipegang (otentik). Tetapi kami sendiri berpendapat bahwa beliau meninggal sebagaimana meninggalnya hamba-hamba Allah SWT yang lain. Sekarang, kita tinggal membahas kewaliannya dan kenabiannya. Tentu termasuk problem yang sangat rumit atau membingungkan. Kami akan menyampaikan kisahnya dari awal sebagaimana yang dikemukakan dalam Al-Qur’an.

Nabi Musa as berbicara di tengah-tengah Bani Israil. Ia mengajak mereka untuk menyembah Allah SWT dan menceritakan kepada mereka tentang kebenaran. Pembicaraan Nabi Musa sangat komprehensif dan tepat. Setelah beliau menyampaikan pembicaraannya, salah seorang Bani Israil bertanya: “Apakah ada di muka bumi seseorang yang lebih alim darimu wahai Nabi Allah?” Dengan nada emosi, Musa menjawab: “Tidak ada.”

Allah SWT tidak setuju dengan jawaban Musa. Lalu Allah SWT mengutus Jibril untuk bertanya kepadanya: “Wahai Musa, tidakkah engkau mengetahui di mana Allah SWT meletakkan ilmu-Nya?” Musa mengetahui bahwa ia terburu-buru mengambil suatu keputusan. Jibril kembali berkata kepadanya: “Sesungguhnya Allah SWT mempunyai seorang hamba yang berada di majma’ al-Bahrain yang ia lebih alim daripada kamu.” Jiwa Nabi Musa yang mulia rindu untuk menambah ilmu, lalu timbullah keinginan dalam dirinya untuk pergi dan menemui hamba yang alim ini. Musa bertanya bagaimana ia dapat menemui orang alim itu. Kemudian ia mendapatkan perintah untuk pergi dan membawa ikan di keranjang. Ketika ikan itu hidup dan melompat ke lautan maka di tempat itulah Musa akan menemui hamba yang alim.

Akhirnya, Musa pergi guna mencari ilmu dan beliau ditemani oleh seorang pembantunya yang masih muda. Pemuda itu membawa ikan di keranjang. Kemudian mereka berdua pergi untuk mencari hamba yang alim dan saleh. Tempat yang mereka cari adalah tempat yang sangat samar dan masalah ini berkaitan dengan hidupnya ikan di keranjang dan kemudian ikan itu akan melompat ke laut. Namun Musa berkeinginan kuat untuk menemukan hamba yang alim ini walaupun beliau harus berjalan sangat jauh dan menempuh waktu yang lama.

Musa berkata kepada pembantunya: “Aku tidak memberimu tugas apa pun kecuali engkau memberitahuku di mana ikan itu akan berpisah denganmu.” Pemuda atau pembantunya berkata: “Sungguh engkau hanya memberi aku tugas yang tidak terlalu berat.” Kedua orang itu sampai di suatu batu di sisi laut. Musa tidak kuat lagi menahan rasa kantuk sedangkan pembantunya masih bergadang. Angin bergerak ke tepi lautan sehingga ikan itu bergerak dan hidup lalu melompat ke laut. Melompatnya ikan itu ke laut sebagai tanda yang diberitahukan Allah SWT kepada Musa tentang tempat pertamuannya dengan seseorang yang bijaksana yang mana Musa datang untuk belajar kepadanya. Musa bangkit dari tidurnya dan tidak mengetahui bahwa ikan yang dibawanya telah melompat ke laut sedangkan pembantunya lupa untuk menceritakan peristiwa yang terjadi. Lalu Musa bersama pemuda itu melanjutkan perjalanan dan mereka lupa terhadap ikan yang dibawanya. Kemudian Musa ingat pada makanannya dan ia telah merasakan keletihan. Ia berkata kepada pembantunya: “Coba bawalah kepada kami makanan siang kami, sungguh kami telah merasakan keletihan akibat dari perjalanan ini.”

Pembantunya mulai ingat tentang apa yang terjadi. Ia pun mengingat bagaimana ikan itu melompat ke lautan. Ia segera menceritakan hal itu kepada Nabi Musa. Ia meminta maaf kepada Nabi Musa karena lupa menceritakan hal itu. Setan telah melupakannya. Keanehan apa pun yang menyertai peristiwa itu, yang jelas ikan itu memang benar-benar berjalan dan bergerak di lautan dengan suatu cara yang mengagumkan. Nabi Musa merasa gembira melihat ikan itu hidup kembali di lautan dan ia berkata: “Demikianlah yang kita inginkan.” Melompatnya ikan itu ke lautan adalah sebagai tanda bahwa di tempat itulah mereka akan bertemu dengan seseorang lelaki yang alim. Nabi Musa dan pembantunya kembali dan menelusuri tempat yang dilaluinya sampai ke tempat yang di situ ikan yang dibawanya bergerak dan menuju ke lautan.

Perhatikanlah permulaan kisah: bagaimana Anda berhadapan dengan suatu kesamaran dan tabir yang tebal di mana ketika Anda menjumpai suatu tabir di depan Anda terpampang maka sebelum tabir itu tersingkap Anda harus berhadapan dengan tabir-tabir yang lain. Akhirnya, Musa sampai di tempat di mana ikan itu melompat. Mereka berdua sampai di batu di mana keduanya tidur di dekat situ, lalu ikan yang mereka bawa keluar menuju laut. Di sanalah mereka mendapatkan seorang lelaki. Kami tidak mengetahui namanya, dan bagaimana bentuknya, dan bagaimana bajunya; kami pun tidak mengetahui usianya. Yang kita ketahui hanyalah gambaran dalam yang dijelaskan oleh Al-Qur’an: “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahrnat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.

Inilah aspek yang penting dalam kisah itu. Kisah itu terfokus pada sesuatu yang ada di dalam jiwa, bukan tertuju pada hal-hal yang bersifat fisik atau lahiriah. Allah SWT berfirman:

“Maka tatkala mereka berjalan sampai ke pertemuan dua buah laut itu, maka mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: ‘Bawalah ke rnari makanan kita; sesungguhnya kita merasa letih karena perjalanan hita ini.’ Muridnya menjawab: ‘Tahukah kamu tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali setan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali.’ Musa berkata: ‘Itulah (tempat) yang kita cari; lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula. Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami. ” (QS. al-Kahfi: 61-65)

Bukhari mengatakan bahwa Musa dan pembantunya menemukan Khidir di atas sajadah hijau di tengah-tengah lautan. Ketika Musa melihatnya, ia menyampaikan salam kepadanya. Khidir berkata: “Apakah di bumimu ada salam? Siapa kamu?” Musa menjawab: “Aku adalah Musa.” Khidir berkata: “Bukankah engkau Musa dari Bani Israil. Bagimu salam wahai Nabi dari Bani Israil.” Musa berkata: “Dari mana kamu mengenal saya?” Khidir menjawab: “Sesungguhnya yang mengenalkan kamu kepadaku adalah juga yang memberitahu aku siapa kamu. Lalu, apa yang engkau inginkan wahai Musa?” Musa berkata dengan penuh kelembutan dan kesopanan: “Apakah aku dapat mengikutimu agar engkau dapat mengajariku sesuatu yang engkau telah memperoleh karunia dari-Nya.” Khidir berkata: “Tidakkah cukup di tanganmu Taurat dan bukankah engkau telah mendapatkan wahyu. Sungguh wahai Musa, jika engkau ingin mengikutiku engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku.”

Kita ingin memperhatikan sejenak perbedaan antara pertanyaan Musa yang penuh dengan kesopanan dan kelembutan dan jawaban Khidir yang tegas di mana ia memberitahu Musa bahwa ilmunya tidak harus diketahui oleh Musa, sebagaimana ilmu Musa tidak diketahui oleh Khidir. Para ahli tafsir mengemukakan bahwa Khidir berkata kepada Musa: “Ilmuku tidak akan engkau ketahui dan engkau tidak akan mampu sabar untuk menanggung derita dalam memperoleh ilmu itu. Aspek-aspek lahiriah yang engkau kuasai tidak dapat menjadi landasan dan ukuran untuk menilai ilmuku. Barangklali engkau akan melihat dalam tindakan-tindakanku yang tidak engkau pahami sebab-sebabnya. Oleh karena itu, wahai Musa, engkau tidak akan mampu bersabar ketika ingin mendapatkan ilmuku.” Musa mendapatkan suatu pernyataan yang tegas dari Khidir namun beliau kembali mengharapnya untuk mengizinkannya menyertainya untuk belajar darinya. Musa berkata kepadanya bahwa insya Allah ia akan mendapatinya sebagai orang yang sabar dan tidak akan menentang sedikit pun.

Perhatikanlah bagaimana Musa, seorang Nabi yang berdialog dengan Allah SWT, merendah di hadapan hamba ini dan ia menegaskan bahwa ia tidak akan menentang perintahnya. Hamba Allah SWT yang namanya tidak disebutkan dalam Al-Qur’an menyatakan bahwa di sana terdapat syarat yang harus dipenuhi Musa jika ia bersikeras ingin menyertainya dan belajar darinya. Musa bertanya tentang syarat ini, lalu hamba yang saleh ini menentukan agar Musa tidak bertanya sesuatu pun sehingga pada saatnya nanti ia akan mengetahuinya atau hamba yang saleh itu akan memberitahunya. Musa sepakat atas syarat tersebut dan kemudian mereka pun pergi. Perhatikanlah firman Allah SWT dalam surah al-Kahfi:

“Musa berkata kepadanya: ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu ?’ Dia menjawab: ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?’ Musa berkata: ‘Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.’ Dia berkata: ‘Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu.’” (QS. al-Kahfi: 66-70)

Musa pergi bersama Khidir. Mereka berjalan di tepi laut. Kemudian terdapat perahu yang berlayar lalu mereka berbicara dengan orang-orang yang ada di sana agar mau mengangkut mereka. Para pemilik perahu mengenal Khidir. Lalu mereka pun membawanya beserta Musa, tanpa meminta upah sedikit pun kepadanya. Ini sebagai bentuk penghormatan kepada Khidir. Namun Musa dibuat terkejut ketika perahu itu berlabuh dan ditinggalkan oleh para pemiliknya, Khidir melobangi perahu itu. Ia mencabut papan demi papan dari perahu itu, lalu ia melemparkannya ke laut sehingga papan-papan itu dibawa ombak ke tempat yang jauh.

Musa menyertai Khidir dan melihat tindakannya dan kemudian ia berpikir. Musa berkata kepada dirinya sendiri: “Apa yang aku lakukan di sini, mengapa aku berada di tempat ini dan menemani laki-laki ini? Mengapa aku tidak tinggal bersama Bani Israil dan membacakan Kitab Allah SWT sehingga mereka taat kepadaku? Sungguh Para pemilik perahu ini telah mengangkut kami tanpa meminta upah. Mereka pun memuliakan kami tetapi guruku justru merusak perahu itu dan melobanginya.” Tindakan Khidir di mata Musa adalah tindakan yang tercela. Kemudian bangkitlah emosi Musa sebagai bentuk kecemburuannya kepada kebenaran. Ia terdorong untuk bertanya kepada gurunya dan ia lupa tentang syarat yang telah diajukannya, agar ia tidak bertanya apa pun yang terjadi. Musa berkata: “Apakah engkau melobanginya agar para penumpangnya tenggelam? Sungguh engkau telah melakukan sesuatu yang tercela.” Mendengar pertanyaan lugas Musa, hamba Allah SWT itu menoleh kepadanya dan menunjukkan bahwa usaha Musa untuk belajar darinya menjadi sia-sia karena Musa tidak mampu lagi bersabar. Musa meminta maaf kepada Khidir karena ia lupa dan mengharap kepadanya agar tidak menghukumnya.

Kemudian mereka berdua berjalan melewati suatu kebun yang dijadikan tempat bermain oleh anak-anak kecil. Ketika anak-anak kecil itu sudah letih bermain, salah seorang mereka tampak bersandar di suatu pohon dan rasa kantuk telah menguasainya. Tiba-tiba, Musa dibuat terkejut ketika melihat hamba Allah SWT ini membunuh anak kacil itu. Musa dengan lantang bertanya kepadanya tentang kejahatan yang baru saja dilakukannya, yaitu membunuh anak laki-laki yang tidak berdosa. Hamba Allah SWT itu kembali mengingatkan Musa bahwa ia tidak akan mampu bersabar bersamanya. Musa meminta maaf kepadanya karena lagi-lagi ia lupa. Musa berjanji tidak akan bertanya lagi. Musa berkata ini adalah kesempatan terakhirku untuk menemanimu. Mereka pun pergi dan meneruskan perjalanan. Mereka memasuki suatu desa yang sangat bakhil. Musa tidak mengetahui mengapa mereka berdua pergi ke desa itu dan mengapa tinggal dan bermalam di sana. Makanan yang mereka bawa habis, lalu mereka meminta makanan kepada penduduk desa itu, tetapi penduduk itu tidak mau memberi dan tidak mau menjamu mereka.

Kemudian datanglah waktu sore. Kedua orang itu ingin beristirahat di sebelah dinding yang hampir roboh. Musa dibuat terkejut ketika melihat hamba itu berusaha membangun dinding yang nyaris roboh itu. Bahkan ia menghabiskan waktu malam untuk memperbaiki dinding itu dan membangunnya seperti baru. Musa sangat heran melihat tindakan gurunya. Bagi Musa, desa yang bakhil itu seharusnya tidak layak untuk mendapatkan pekerjaan yang gratis ini. Musa berkata: “Seandainya engkau mau, engkau bisa mendapat upah atas pembangunan tembok itu.” Mendengar perkataan Musa itu, hamba Allah SWT itu berkata kepadanya: “Ini adalah batas perpisahan antara dirimu dan diriku.” Hamba Allah SWT itu mengingatkan Musa tentang pertanyaan yang seharusnya tidak dilontarkan dan ia mengingatkannya bahwa pertanyaan yang ketiga adalah akhir dari pertemuan.

Kemudian hamba Allah SWT itu menceritakan kepada Musa dan membongkar kesamaran dan kebingungan yang dihadapi Musa. Setiap tindakan hamba yang saleh itu—yang membuat Musa bingung—bukanlah hasil dari rekayasanya atau dari inisiatifnya sendiri, ia hanya sekadar menjadi jembatan yang digerakkan oleh kehendak Yang Maha Tingi di mana kehendak yang tinggi ini menyiratkan suatu hikmah yang tersembunyi. Tindakan-tindakan yang secara lahiriah tampak keras namun pada hakikatnya justru menyembunyikan rahmat dan kasih sayang. Demikianlah bahwa aspek lahiriah bertentangan dengan aspek batiniah. Hal inilah yang tidak diketahui oleh Musa. Meskipun Musa memiliki ilmu yang sangat luas tetapi ilmunya tidak sebanding dengan hamba ini. Ilmu Musa laksana setetes air dibandingkan dengan ilmu hamba itu, sedangkan hamba Allah SWT itu hanya memperoleh ilmu dari Allah SWT sedikit, sebesar air yang terdapat pada paruh burung yang mengambil dari lautan. Allah SWT berfirman:

“Maka berjalanlah heduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidir melobanginya. Musa berkata: ‘Mengapa kamu melobangi perahu itu yang akibatnya hamu menenggelamkan penumpangnya? Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar.’ Dia (Khidir) berkata: ‘Bukankah aku telah berkata: ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku.’ Musa berkata: ‘Janganlah kamu menghukum aku karena kelupaanku dan janganlah kamu membebani aku dengan sesuatu kesulitan dalam urusanku.’ Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidir membunuhnya. Musa berkata: ‘Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih itu, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar.’ Khidir berkata: ‘Bukankah sudah kukatakan kepadamu, bahwa sesungguhnya kamu tidak akan sabar bersamaku?’ Musa berkata: ‘Jika aku bertanya kepadamu tentang sesuatu sesudah (kali) ini, maka janganlah engkau memperbolehkan aku menyertairnu, sesungguhnya kamu sudah cukup memberikan uzur kepadaku.’ Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidir menegakkan dinding itu. Musa berkata: ‘Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu.’ Khidir berkata: ‘Inilah perpisahan antara aku dengan kamu. Aku akan memberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya. Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. Dan adapun anak itu maka kedua orang tuanya adalah orang-orang mukmin dan kami khawatir bahwa dia ahan mendorong orang tuanya itu kepada kesesatan dan kekafiran. Dan kami menghendaki supaya Tuhan mereha mengganti bagi mereka dengan anak yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam dari hasih sayangnya (kepada ibu dan bapaknya). Adapun dinding rumah itu adalah kepunyaan anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya seseorang yang saleh, maka Tuhanmu menghendaki supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakuhannya itu menurut kemauanku sendvri. Demikian itu adalah tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya.’” (QS. al-Kahfi: 71-82)

Hamba saleh itu menyingkapkan dua hal pada Musa: ia memberitahunya bahwa ilmunya, yakni ilmu Musa sangat terbatas, kemudian ia memberitahunya bahwa banyak dari musibah yang terjadi di bumi justru di balik itu terdapat rahmat yang besar. Pemilik perahu itu akan menganggap bahwa usaha melobangi perahu mereka merupakan suatu bencana bagi mereka tetapi sebenarnya di balik itu terdapat kenikmatan, yaitu kenikmatan yang tidak dapat diketahui kecuali setelah terjadinya peperangan di mana raja akan memerintahkan untuk merampas perahu-perahu yang ada. Lalu raja itu akan membiarkan perahu-perahu yang rusak. Dengan demikian, sumber rezeki keluarga-keluarga mereka akan tetap terjaga dan mereka tidak akan mati kelaparan. Demikian juga orang tua anak kecil yang terbunuh itu akan menganggap bahwa terbunuhnya anak kecil itu sebagai musibah, namun kematiannya justru membawa rahmat yang besar bagi mereka karena Allah SWT akan memberi mereka—sebagai ganti darinya—anak yang baik yang dapat menjaga mereka dan melindungi mereka pada saat mereka menginjak masa tua dan mereka tidak akan menampakkan kelaliman dan kekufuran seperti anak yang terbunuh. Demikianlah bahwa nikmat terkadang membawa sesuatu bencana dan sebaliknya, suatu bencana terkadang membawa nikmat. Banyak hal yang lahirnya baik temyata justru di balik itu terdapat keburukan.

Mula-mula Nabi Allah SWT Musa menentang dan mempersoalkan tindakan hamba Allah SWT tersebut, kemudian ia menjadi mengerti ketika hamba Allah SWT itu menyingkapkan kepadanya maksud dari tindakannya dan rahmat Allah SWT yang besar yang tersembunyi dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Selanjutnya, Musa kembali menemui pembatunya dan menemaninya untuk kembali ke Bani Israil. Sekarang, Musa mendapatkan keyakinan yang luar biasa. Musa telah belajar dari mereka dua hal: yaitu ia tidak merasa bangga dengan ilmunya dalam syariat karena di sana terdapat ilmu hakikat, dan ia tidak mempersoalkan musibah-musibah yang dialami oleh manusia karena di balik itu terdapat rahmat Allah SWT yang tersembunyi yang berupa kelembutan-Nya dan kasih sayang-Nya. Itulah pelajaran yang diperoleh Nabi Musa as dari hamba ini. Nabi Musa mengetahui bahwa ia berhadapan dengan lautan ilmu yang baru di mana ia bukanlah lautan syariat yang diminum oleh para nabi. Kita berhadapan dengan lautan hakikat, di hadapan ilmu takdir yang tertinggi; ilmu yang tidak dapat kita jangkau dengan akal kita sebagai manusia biasa atau dapat kita cerna dengan logika biasa. Ini bukanlah ilmu eksperimental yang kita ketahui atau yang biasa terjadi di atas bumi, dan ia pun bukan ilmu para nabi yang Allah SWT wahyukan kepada mereka.

Kita sekarang sedang membahas ilmu yang baru. Lalu siapakah pemilik ilmu ini? Apakah ia seorang wali atau seorang nabi? Mayoritas kaum sufi berpendapat bahwa hamba Allah SWT ini dari wali-wali Allah SWT. Allah SWT telah memberinya sebagian ilmu laduni kepadanya tanpa sebab-sebab tertentu. Sebagian ulama berpendapat bahwa hamba saleh ini adalah seorang nabi. Untuk mendukung pernyataannya ulama-ulama tersebut menyampaikan beberapa argumentasi melalui ayat Al-Qur’an yang menunjukkan kenabiannya.

Pertama, firman-Nya:

“Lalu mereka bertemu dengan searang hamba di antara hamba-ham-ba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.”

Kedua, perkataan Musa kepadanya:

“Musa berkata kepadanya: ‘Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?’ Dia menjawab: ‘Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku. Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu ?’ Musa berkata: ‘lnsya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orangyang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusan pun.’ Dia berkata: ‘Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu rmnanyakan kepadaku tentang sesuatu pun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu,’” (QS. al-Kahfi: 66-70)

Seandainya ia seorang wali dan bukan seorang nabi maka Musa tidak akan berdiaog atau berbicara dengannya dengan cara yang demikian dan ia tidak akan menjawab kepada Musa dengan jawaban yang demikian. Bila ia bukan seorang nabi maka berarti ia tidak maksum sehingga Musa tidak harus memperoleh ilmu dari seseorang wali yang tidak maksum.

Ketiga, Khidir menunjukkan keberaniannya untuk membunuh anak kecil itu melalui wahyu dari Allah SWT dan perintah dari-Nya. Ini adalah dalil tersendiri yang menunjukkan kenabiannya dan bukti kuat yang menunjukkan kemaksumannya. Sebab, seorang wali tidak boleh membunuh jiwa yang tidak berdosa dengan hanya berdasarkan kepada keyakinannya dan hatinya. Boleh jadi apa yang terlintas dalam hatinya tidak selalu maksum karena terkadang ia membuat kesalahan. Jadi, keberanian Khidir untuk membunuh anak kacil itu sebagai bukti kenabiannya.

Keempat, perkataan Khidir kepada Musa:

“Sebagai rahmat dari Tuhanmu; dan bukanlah aku melakukannya itu menurut kemauanku sendiri. ” (QS. al-Kahfi: 82)

Yakni, apa yang aku lakukan bukan dari doronganku sendiri namun ia merupakan perintah dari Allah SWT dan wahyu dari-Nya. Demikianlah pendapat para ulama dan para ahli zuhud. Para ulama berpendapat bahwa Khidir adalah seorang Nabi sedangkan para ahli zuhud dan para tokoh sufi berpendapat bahwa Khidir adalah seorang wali dari wali-wali Allah SWT.

Salah satu pernyataan Kliidir yang sering dikemukakan oleh tokoh sufi adalah perkataan Wahab bin Munabeh, Khidir berkata: “Wahai Musa, manusia akan disiksa di dunia sesuai dengan kadar kecintaan mereka atau kecenderungan mereka terhadapnya (dunia).” Sedangkan Bisyir bin Harits al-Hafi berkata: “Musa berkata kepada Khidir: “Berilah aku nasihat.” Khidir menjawab: “Mudah-mudahan Allah SWT memudahkan kamu untuk taat kepada-Nya.” Para ulama dan para ahli zuhud berselisih pendapat tentang Khidir dan setiap mereka mengklaim kebenaran pendapatnya. Perbedaan pendapat ini berujung pangkal kepada anggapan para ulama bahwa mereka adalah sebagai pewaris para nabi, sedangkan kaum sufi menganggap diri mereka sebagai ahli hakikat yang mana salah satu tokoh terkemuka dari ahli hakikat itu adalah Khidir. Kami sendiri cenderung untuk menganggap Khidir sebagai seorang nabi karena beliau menerima ilmu laduni. Yang jelas, kita tidak mendapati nas yang jelas dalam konteks Al-Qur’an yang menunjukkan kenabiannya dan kita juga tidak menemukan nas yang gamblang yang dapat kita jadikan sandaran untuk menganggapnya sebagai seorang wali yang diberi oleh Allah SWT sebagian ilmu laduni.

Barangkali kesamaran seputar pribadi yang mulia ini memang disengaja agar orang yang mengikuti kisah tersebut mendapatkan tujuan utama dari inti cerita. Hendaklah kita berada di batas yang benar dan tidak terlalu jauh mempersoalkan kenabiannya atau kewaliannya. Yang jelas, ketika kami memasukkannya dalam jajaran para nabi karena ia adalah seorang guru dari Musa dan seorang ustadz baginya untuk beberapa waktu